OPINI | Sejarah hari Ibu di Indonesia berbeda dengan hari Ibu (Mother Day) di Negara2 lain. Hari Ibu (Mother Day) di negara lain atau di dunia diperingati sebagai bentuk mengenang jasa seorang ibu karena bekerja keras mendidik, merawat keperluan rumah tangga dan hal - hal lain yg ideal dilakukan oleh seorang ibu. Namun, peringatan Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan peringatan di negara lain. Peringatan Hari Ibu di Indonesia sebagai bentuk Refleksi dan mengenang jasa perjuangan para perempuan pada zaman sebelum kemerdekaan. Pada tahun 1928, para kaum perempuan dan berbagai organisasi perempuan berkumpul di Yogyakarta membahas terkait isu - isu yang berkaitan dengan perempuan dengan harapan perempuan bukan hanya sebagai budan dan pelayan seorang suami saja. Dan pada waktu itulah akhirnya kelompok perempuan dari berbagai daerah di Indonesia itu membentuk sebuah wadah organisasi perempuan yang lebih besar yang dinamakan Persatuan Perkoempulan Isteri Indonesia (PPII).
Selanjutnya, pada kongres pertama
Perempuan Indonesia tersebut tahun 1938 dicetuskanlah tgl 22 Desember
sebagai peringatan hari Ibu di Indonesia. Presiden Soekarno pun
mencetuskan 21 April sebagai Hari Kartine setelah penetapan RA. Kartini
sebagai pahlawan Nasional yang memperjuangkan emansipasi perempuan, yang
mana RA. Kartini juga merupakan salah satu tokoh / pahlawan peremuan
pada waktu itu. Namun, peringatan Hari Kartini mendapat pertentangan
dari kalangan masyarakat, karena Pahlawan perempuan tidak hanya RA.
Kartini, oleh sebab itu, akhirnya Presiden Soekarno Meresmikan
peringatan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember tepatnya pada tahun 1959
untuk memperingati perjuangan dan Pergerakan Tokoh atau pahlawan
perempuan di Indonesia.
Kesimpulannya, dalam
peringatan hari Ibu di Indonesia tidak sama dengan peringatan hari Ibu
(Mother Day) di negarai lain atau di Dunia. Karena peringatan Hari Ibu
di Indonesia adalah untuk merefleksikan dan mengingat sejarah perjuangan
kaum perempuan pada masa pra kemerdekaan yang berjuang untuk
kemerdekaan dan menegakkan identitas kaum perempuan yg tidak hanya
sebagai budak dan pelayan para suami pada masa itu.
Maka,
steatmen yang beredar dan beberapa Story WA foto bersama ibu di
viralkan pada tgl 22 Desember kuranglah layak karena pada akhirnya
menyempitkan makna Hari Ibu itu sendiri. Sementara, bhakti dan cinta
kita kepada seorang Ibu haruslah selalu kita tanamkan setiap waktu,
bukan dipersempit hanya pada momen peringatan Hari Ibu saja.
Semoga bermanfaat
0 Comments