CERITAKU | Malam ini (Ahad, 4/8/2019) disebuah warkop pinggir rel kereta api di daerah Bojonegoro tertuang dalam pikiran tentang seorang partner berjuang. Ya, teman, kawan dan sahabat dalam sebuah perjuangan di salah satu jalan yang ku ambil dalam sebuah perjuangan ini.
Ketika masa ini adalah masa dimana aku menjadi seorang yang paling tua dalam perjuangan ini, sempat terfikir dalam benak hati "Akankah aku sanggup untuk mencapai sebuah perjuangan ini?".
Namun, ada partner yang merangkulku dan menanyakan tentang arti sebuah
perjuangan dalam pesan tersiratnya. Membebaskan segala beban dalam
pikiranku yang senantiasa selalu terbayang akan harapan seorang ibu yang
diharapkan kepada anaknya. Ya, yaitu tentang sebuah hidup berumah
tangga. Harapan ini yang selalu membanyangiku dan menghantuiku dalam
sebuah perjuangan ini. Harapan yang berat dalam sebuah kondisi yang
sulit untuk ku lakukan, namun ternyata aku menemukan sebuah partner yang
mengajarkanku tentang sebuah perjuangan.
Memberikan
kebebasan dan mendukung segala harapan yang diinginkan oleh soerang ibu
kepada anaknya namun juga tetap memberikan kesempatan untuk tetap
berjuang. Lalu hati ini tergugah kembali akan sebuah cita - cita awal
ketika menapaki jalan perjuangan ini. Yaitu untuk terus memperbaiki dan
memperjuangkan sebuah perubahan.
Semakin yakin dan semakin teguh hati ini untuk tetap
berjuang dalam mencapai sebuah cita - cita dan impian besar untuk
kemaslahatan bersama. Semua ini adalah karena partner sejati yang selalu
mendukung dan memotivasi dalam keadaan apapun.
Tak
tau harus berkata apa, dan tak tau harus berbicara dengan siapa.
Tulisan inilah yang menjadi harapanku sebagai tempat menuangkan segala
isi dalam hati. Aku hanya mampu berdo'a, seorang partner inilah yang
nantinya akan membawa perubahan dalam sebuah perjuangan abadi.
Selasar Coffee, 4 Agustus 2019

0 Comments