OPINI | Bulan Agustus adalah bulan istimewa bagi bangsa Indonesia, pasalnya, bulan ini adalah bulan dimana awal bangsa Indonesia terlepas dari jerat penjajahan bangsa eropa. Bulan Agustus layaknya bulan Muharrom bagi umat Islam. Bulan yang penuh ceria, dimana setiap warga Indonesia berbondong - bondong mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Selain itu, warga Indonesia juga berbondong - bondong merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan bangsa Indonesia.
Namun
disisi lain, masyarakat lupa akan makna penting pada bulan Agustus ini.
Kini, nilai bulan Agustus hanya sebagai perayaan memperingati
kemerdekaan saja. Masyarakat lupa bahwa di bulan ini, keberanian
masyarakat dan tokoh - tokoh bangsa pada masa itu diikrarkan. Keberanian
untuk menyatakan kemerdekaan dan keberanian untuk lepas dari
penjajahan. Seharusnya, bulan Agustus menjadi momentum refleksi
mengembalikan semangat keberanian masyarakat, bahkan bukan hanya
keberanian untuk lepas dari penjajahan, namun juga keberanian untuk
bersuara sebagai salah satu hak warga negara.
Kini, nilai - nilai keberanian yang diikrarkan pada
bulan Agustus 1945 lalu mulai luntur. Jangankan lepas dari penjajahan,
kini keberanian dalam menyuarakan gagasan dalam kelompok kecil (10
orang) saja tak ada, lalu dimana makna dan nilai yang dilahirkan pada
bulan Agustus 1945 lalu? Sementara, nilai pada bulan Agustus sekarang
ini hanya dituangkan dalam bentuk kegembiraan yang dalam sekejap akan
hilang dan hanya dapat dinikmati oleh beberapa kelompok yang menang
dalam lomba agustusan serta meninggalkan kekesalan kepada beberapa
kelompok yang kalah dalam lomba agustusan.
Nilai
yang muncul lagi dalam bulan Agustus kini adalah pertikaian. Pertikaian
antar kelompok yang mengikuti lomba agustusan menjadi nilai yang muncul
dalam bulan Agustus beberapa tahun ini. Semua tercermin dalam
peringatan HUT kemerdekaan bangsa Indonesia yang sering dirayakan oleh
elemen masyarakat di penjuru tanah air.
Kemirisan
inilah yang selalu muncul dalam diri, dimana seharusnya bulan Agustus
adalah bulan refleksi bagi kita untuk mengembalikan keberanian yang
mulai luntur namun terkikis oleh peringatan - peringatan HUT kemerdekaan
bangsa Indonesia yang justru malah memperkecil makna kebersamaan dalam
keberanian yang di tuangkan pada bulan Agustus 1945 lalu oleh Bung Karno
dan seluruh masyarakat Indonesia diseluruh penjuru.
Inilah
nilai yang sekarang dituangkan oleh masyarakat Indonesia pada bulan
Agustus. Mari kita munculkan kembali nilai - nilai keberanian yang arif
dan bijaksana tanpa mencederai norma dan aturan yang berlaku di negara
ini yang di huni oleh ratusan budaya, RAS, suku dan Agama di wilayah
Indonesia. Semoga bermanfaat.
Sekar, 2 Agustus 2019

0 Comments